cookieChoices = {}; Teman yang berbeda Nasib Langsung ke konten utama

Teman yang berbeda Nasib

Aku.......
aku memang hanya seekor orang utan
Tapi jika seekor orang utan tidak boleh hidup?
Apa ia hanya seekor hama yang pantas mati?
Apa begitu rendahnya ia sampai harus mati?
Bantai!!!!!!! bantai hewan hina itu!!!!!!
Itu kata mereka kepada ku
Mereka mengerjaku
Mereka menukul dan menyabetku
Perih....!
Andai aku bisa menjerit
Sakit ....!

Mungkin ini hanya tulisan, tapi itu rasa sama dengan yang fakta. Tolong bantu lindungi saudara kita ini. Jika kucing saja pantas untuk disayang kenapa orang untuk tidak? Dia milik Indonesia yang terancam lenyap

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Remaja : Miftah ku

Hari ini Devy ingin berbagi dengan para reader disana. Yah, sedikit cerita nyata dari memori tapi diubah dari sudut pandang Devy. Selamat membaca...   My Story Hari ini seseorang yang terpenting bagiku akan pulang. Telah lama aku menantikannya dalam mimpiku. Seseorang yang bahkan apabila kusebut maka akan jatuh airmata rindu kepadanya. Jam demi jam terus berdetak. Aku terus menanti mereka dari dalam rumah. Rasa kantuk dan lelah melanda penantianku, tapi aku tidak akan berpindah. Tak kusadari, aku tertidur dalam keadaan menunggu. Tengah malam telah lewat. Kudengar suara hentakan sepatu mematuk aspal lapuk didepan rumah. Aku yakin, itu adalah dia. Ku buka pintu yang sejak tadi kutunggu untuk diketuk. Alkhamdulillah, dia datang. Bukan hanya dia, tapi seorang pria gagah ada disampingnya, pelindung orang yang kucintai. Ya, orang yang kucintai itu adalah kakakku sendiri. Kata orang kami sama, tapi bagiku dia memiliki nilai lebih dariku, "Tulus" itu...