cookieChoices = {}; Do 17!! Langsung ke konten utama

Do 17!!



Akhirnya aku berusia 17 tahun. Lebih tepatnya 17 tahun 8 bulan 9 hari 5 jam 23 menit dan 17 detik *ngawur* dari tanggal akta kelahiranku. Tahu tidak? itu semua tak begitu special bagiku. Aku masih mengikuti rutinitasku yang sama seperti 2, 3 atau 4 tahun yang lalu. Tidak ada yang menarik dari umur 17 ini, justru umur 14 tahunkulah yang berbeda, seperti menstruasi atau cinta monyet yang hanya berselang 3 jam. Aku tak bisa menjelaskan lebih lanjut, tapi bagi perempuan pasti tahu perubahan signifikan setelah memakai seragam putih-biru.

Dulu aku memulai pendidikanku langsung ke tingkat SD. Sekolahku itu dekat dengan sekolah-sekolah tingkat lanjut yaitu SMP. Aku bukan siswa yang menonjol ketika SD, justru aku tergolong siswa yang pasif dan suka melamun. Tempat favoritku adalah bangku taman dipinggir sekolahku yang dekat dengan SMP itu. Ketika ada sekumpulan kakak SMP yang pulang sekolah, aku selalu iri melihat mereka yang terlihat cantik dengan tas atau sepatu barunya. Tak jarang pula mereka ditemani oleh kakak laki-laki dan saling memanggil sayang, apa itu pasangan mereka? Seperti putri dan pangeran?

Pada ujungnya, aku hanya bisa menghembuskan nafas kecewa. Tak ada satu dari ribuan bayanganku yang terwujud meskipun aku tak lagi sekolah. Aku masih saja harus pulang sebelum jam 7 malam. Aku berfikir apa setelah jam 7, aku akan berubah kembali menjadi Upik Abu yang harus membersihkan rumah. Aku bahkan tidak boleh memilih pangeran di pesta dansa, karena buku dan tugas sudah mengancam sebelum itu terjadi. Parahnya, aku tak memiliki barang yang sepenuhnya milikku. Seluruh tas dan sepatu yang kupakai adalah pemberian yang enggan aku tolak. Hanya beberapa helai baju yang aku beli, semuanya adalah milik orang lain sebelumnya. Ya ampun, hidupku ini seperti jam yang kehabisan baterai.

Apakah aku mengeluh sekarang?

Sebagian dari diriku yang baik mengiyakan dan meminta untuk berhenti berfikir buruk tentang semua ini, tapi diriku yang lain meronta meminta keajaiban dalam hidupku. Lalu mana yang harus aku pilih? Tentu saja menuruti nasehat diriku yang baik, paling tidak itu yang aku ketahui dari pelajaran PPKN-ku dulu. Jika aku memiliki bom waktu ditanganku, mungkin aku akan meledakkan batasan sebagai orang dewasa. *sign*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Let’s Making Sweet Chocolat

Hai… Devy disini membawa kabar gembira buat para pencinta Chocolate. Tadi pagi, Devy lagi asik baca manga and ketemu artikel aneh di komik itu. Eh, ada resep dari chocolate. Lucu ya komiknya ada resep hihihi… Enak ya rasa chocolate itu, tapi gimana sih caranya membuat chocolate itu? Nah, Devy bawa beberapa resep yang bisa bantu kamu. Kalau kamu sudah bisa membuatnya bisa untuk dimakan sendiri, atau kasih ke pacar atau orang yang lagi PDKT’in… Chie… Semoga pacarnya tambah lengket ya! Pacar mana sih yang nggak suka dibuatin chocolate dari tangan kekasihnya… Okey. Let’s begin Chocolate Mint Alternate Siapin : •    250 gr white cooking chocolate compound •    250 gr dark cooking chocolate compound •    4 tetes mint candy flavor Lakukan : •    Lelehkan white cooking chocolate compound dan 2 tetes mint candy flavor. •    Tuangkan dark cooking chocolate compound ke atas white cooking chocolate compound. Jangan       sampai diaduk ya. •    Ambil coklat dengan sendok

Cerpen : Perpustakaan Sekolah

Aku tak berharap akan mengenal perasaan ini jika bukan karenamu... Matahari terbenam lama sekali. Dia merubah langit menjadi kemerahan lalu menghitam hingga terlihat bintang - bintang kecil menggantikannya. Seandainya aku sedang berada di ladang kakekku pasti aku bisa dengan puas melihat pemandangan petang hari yang hangat. Aku membayangkan ada suara kicauan ibu burung yang memanggil anaknya pulang, atau suara sapi yang digiring ke perternakan. Setelah matahari itu tak terlihat, nenek akan menghampiriku ke teras dan membawa roti bakar selai kacang kesukaanku. Aku menghembuskan nafas sedalam yang aku bisa. Aku harus bisa puas dengan keadaanku sekarang. Aku yang sekarang adalah siswi pindahan dari desa yang setiap harinya menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Menjadi pengurus perpustakaan sejak setahun yang lalu bukanlah beban bagiku, tapi aku sering merasa kesepian di kota besar ini. Aku sangat senang ketika aku dijadikan pengurus perpustakaan sekolah karena aku meman

Boneka Japar...

Pagi, Siang, Sore and Malem sob... Hei, mbak Bro. Eh mbak and Brow maksudnya! Hehehe Waktu ini, Devy akan menjelaskan tentang boneka Japar. Ha, Boneka Japar? Sama enggak dengan boneka Made in Japan? Yah elllah! beda lah! Boneka Japar ini kepanjangan dari Boneka Jajanan Pasar. Ada yang kayak gitu? Diada-adain dong! Ini ni, hasil karya anak bangsa yang ngebanggain banget. Mereka mengenalkan berbagai makanan pasar lewat boneka buatan mereka. Nih gambarnya... Bikin ngiler ya bro! Meskipun mereka ini replika makanan, tetap nggak boleh dimakan. Yah, namanya juga boneka. Cuma bisa dielus-elus aja. Kalo mau makan , coba jalan ke pasar and temuin mereka. Nah, kalo yang itu boleh dimakan. Hehehe... Devy kenalin dulu personil boneka japar ini ya...  * Ini dia si Cakue, panjang-panjang!  *Ini si pelangi, Kue Lapis  *Pasti tau si Klepon ijo ini :)  *Imutnya si Onde-onde  *Anda tahu Clorot?  *si Kue Kukus yang manis  *Enaknya Lemper  *Kecil nan i