Jika saja aku melepaskanmu lebih
cepat, pasti tidak akan sesakit ini. Jika saja aku mengikuti logika dan pergi
menjauhimu, pasti aku tidak menjadi gadis bodoh seperti ini. Dan jika saja kita
tidak pernah bertemu, maka aku akan tetap gadis biasa yang tak mengenal rasa
dari dikhianati. Semua itu diawali dengan kata jika yang tak mungkin lagi dapat
aku ambil. Sekarang hanya tertinggal bayanganmu bersama air mataku yang
terbuang sia-sia.
Kamu membuang banyak rayuan yang
membuat gadis manapun terlena. Bahkan dengan teganya, kamu menipu gadis pendiam
sepertiku dengan mimpi manis dari cinta. Tak heran jika kamu berani mengumbar
kasih pada wanita lain didepanku. Aku benar-benar gadis bodoh yang mau
diperdaya olehmu. Ya, aku menyesal telah mengenal cinta darimu.
Kamu tidak pernah tahu apa yang aku
rasakan ketika kamu menyapaku. Kenangan manis ketika aku membayangkan
kebersamaan kita meskipun hanya dibenakku. Rencana-rencana romantis yang sudah
terukir dikepalaku denganmu. Sekarang, semua rasa itu bagaikan duri dalam
ingatanku. Sakitnya ketika aku menyadari bahwa kamu tidak lagi bersamaku.
Hanya sesak yang tertinggal sore ini. Sesak
karena terlalu menangisimu, sesak karena selalu memikirkanmu, sesak mengingat
keluguanku. Pernahkah kamu bayangkan rasa perih saat orang yang kamu cintai
bercanda yang orang lain. Pernahkan kamu merasakan kepiluan ketika orang yang
kamu cintai mengacuhkan bahkan melupakan namamu. Aku merasakannya.
Kamu adalah pria terjahat yang
pernah kukenal. Bagaimana bisa kamu membalut racun dengan kecupan manis. Kamu
keterlaluan.
Yang aku minta kali ini hanya
kebahagiaan. Aku harap bisa cepat melupakanmu seperti halnya kamu dengan
mudahnya melupakanku. Aku juga meminta kebahagian untukmu. Siapapun atau apapun
kamu sekarang, aku hanya bisa memohon kebaikan untukmu. Paling tidak, itu yang
bisa kuberikan selagi masih mencintaimu.
Komentar
Posting Komentar