Rasanya semua berjalan
terlalu cepat. Kita berkenalan, kemudian bercerita tentang banyak hal sampai
aku merasa bahwa kamu adalah milikku. Kamu membawa perasaan aneh pada hatiku.
Setiap hari rasanya hanya ingin bertemu denganmu, atau hanya sekedar saling berbicara
di telefon. Entah mengapa semua waktu kosong dalam hariku sudah terpenuhi
dengan namamu. Hanya dengan memikirkanmu bisa membuat perasaanku tak karuan.
Hariku yang biasa berganti penuh senyum tiap kali membayangkan hidupku
denganmu.
Perasaanku tiap detiknya
semakin dalam padamu. Kisah yang awalnya hanya ingin berteman, kini berharap
lebih. Ada perasaan takut kehilangan walaupun kamu ada disampingku. Cemburu
seakan sudah bersarang dalam hatiku. Otak dan jiwaku seakan dibawah kendalimu.
Rasanya sesak aku bernafas ketika jauh dan takut ketika bersama. Aneh, aku
tidak pernah menyukai sesuatu terlalu berlebihan seperti saat ini. Aku
membayangkan diriku bagai drakula yang meminta darah darimu. Tak bisa hidup
tanpa melihatmu.
Sayangnya, aku tidak merasakan
hal yang sama darimu. Sedalam apapun perasaanku padamu, kamu tak pernah tahu.
Atau, tak pernah mau tahu. Meskipun kita begitu dekat, tapi aku tidak pernah
melihat cinta layaknya yang aku berikan padamu. Kata-kata manis diujung bibirmu
memang sering terucap, namun aku tidak merasakan ketulusan didalamnya. Apa yang salah padaku? Apa kamu tidak
mencintaiku?
Mungkin, aku memang bukan
siapa-siapa bagimu. Ini hanyalah keegoisanku untuk memilikimu. Nafsu yang tak
tersampaikan padamu. Ini salahku, semua adalah salahku, karena aku begitu
mencintaimu. Ratusan logika berusaha menolakmu, tapi hati kecilku seakan tak
menggubrisnya. Harusnya aku tidak begini, lalu aku memilih menjauh darimu. Aku
pergi ke tempat dimana tak ada lagi alasanmu untuk datang.
Tahukah
kamu, ditempat itu rasanya mau mati. Aku hidup dengan
kesendirian dan kepiluan karena terus merindukanmu. Jutaan bayangan mencoba
mengalihkanku untuk mengkhawatirkanmu, tapi gagal. Kamu tahu, aku berusaha
dengan keras. Sangat keras hingga aku tak tahu lagi harus apa. Sebulan aku
hidup seperti itu. Tahukah kamu?
Dan saat aku kembali, semuanya tak ada lagi yang berarti bagiku. Bukan
kamu, bukan juga diriku sendiri. Sekarang, siapa yang jahat?
Komentar
Posting Komentar