Kukira aku sudah menghapusmu dari pandanganku. Ternyata lebih sulit daripada yang kubayangkan. Bertahan dan terus bersamamu selalu menjadi pilihan kedua yang tertahan. Ku fikir bahwa tak masalah kehilangan jejakmu. Aku bohong.
Pandanganku yang teralihkan setiap panggilanmu. Jawabanku yang terambang. Atau senyumku yang hampa. Adalah bentuk dari akting pada diriku sendiri. Kau tahu benar jika aku tak pandai bersandiwara. Selalu. Selalu ada rasa penyesalan dari sikapku yang menjauh.
Terkadang akupun merasa geli dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Seolah tak masalah jika sendirian. Berfikir bahwa tindakanku adalah pilihan terakhir. Aku ini benar-benar bodoh. Menipu diri sendiri
Terakhir kita saling menyapa adalah akhir tahun kemarin, yang sangat kusadari akan ada tahun yang baru lagi besok. Dari kejauhan, ku coba menemukan bayanganmu. Kini kau tak lagi sama. Banyak hal yang tidak kuketahui lagi tentangmu. Bagaimana kabarmu ? Apakah flu pagimu itu masih menjadi masalah? Atau hanya ingin sekadar saling bertatap. Aku ingin sekali meminta maaf padamu.
Dari semua kata bertele - tele ini, aku hanya ingin menyampaikan bahwa aku merindukanmu.
Komentar
Posting Komentar