cookieChoices = {}; Cerpen Remaja : Kakakku, Aku Rindu Langsung ke konten utama

Cerpen Remaja : Kakakku, Aku Rindu

Just Little Bit Stronger


             Aku terbangun dari mimpiku semalam. Ku rasakan lengket dan lembab di sekujur wajahku, mungkin bekas menangisku. Ku pandang sekeliling ruangan yang lebih dari 4 meter ini. Mimpi semalam, apakah itu nyata ? ataukah hanya rinduku yang berlebihan.

             Wanita itu. Wanita yang memelukku dengan hangat. orang yang menuntunku di jalan ketulusan. Saat aku bersama dengannya, aku seolah menjadi anak kecil kembali. Aku boleh sesukaku merengek dan memegang tangannya. Sosok yang membuatku lupa akan kesepian yang selama ini menjadi bagian tubuhku.

         Tak sampai lima menit, air mata lagi - lagi berturutan jatuh ke pipiku. Sesenggukanpun akhirnya menjadi pengiring tangisku. Aku masih belum mengerti, jika semalam adalah mimpi kenapa aku masih mengingatnya. Apa boleh seorang manusia menyimpan mimpi.

          Walaupun hanya mimpi, aku tetap senang karena sudah memiliki mimpi itu. Sekarang, aku harus bangkit dan berjalan ke kamar mandi untuk menghapus air mataku. Aku tahu, sulit bagiku untuk kembali tersenyum sama ketika aku bersama dengan wanita itu. Tapi... Aku tidak boleh menangis lagi.

        Nyata atau tidak, mimpiku adalah milikku yang berharga. Tidak akan ku biarkan rasa sedih menyelimuti mimpi itu. Aku harus bangkit seperti dulu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Remaja : Miftah ku

Hari ini Devy ingin berbagi dengan para reader disana. Yah, sedikit cerita nyata dari memori tapi diubah dari sudut pandang Devy. Selamat membaca...   My Story Hari ini seseorang yang terpenting bagiku akan pulang. Telah lama aku menantikannya dalam mimpiku. Seseorang yang bahkan apabila kusebut maka akan jatuh airmata rindu kepadanya. Jam demi jam terus berdetak. Aku terus menanti mereka dari dalam rumah. Rasa kantuk dan lelah melanda penantianku, tapi aku tidak akan berpindah. Tak kusadari, aku tertidur dalam keadaan menunggu. Tengah malam telah lewat. Kudengar suara hentakan sepatu mematuk aspal lapuk didepan rumah. Aku yakin, itu adalah dia. Ku buka pintu yang sejak tadi kutunggu untuk diketuk. Alkhamdulillah, dia datang. Bukan hanya dia, tapi seorang pria gagah ada disampingnya, pelindung orang yang kucintai. Ya, orang yang kucintai itu adalah kakakku sendiri. Kata orang kami sama, tapi bagiku dia memiliki nilai lebih dariku, "Tulus" itu...