cookieChoices = {}; Cerpen Remaja : Aku, Dia dan Cinta Langsung ke konten utama

Cerpen Remaja : Aku, Dia dan Cinta


" Kalau aku hujan, apa aku bisa terhubung dengan seseorang ?
 Seperti langit dan bumi yang terhubung tanpa saling menyatu "

Bel masuk telah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Ku berlari sekencang yang bisa kulakukan, walaupun aku tahu jika aku tak pernah mendapat nilai yang baik pada penilaian lari. Sebenarnya lari adalah olahraga yang paling kubenci karena membuat jantungku berdebar sangat cepat. Apalagi rasa yang sakit yagn akan kuterima setelah berlari kencang. Ku harap kali ini tubuhku mau bertoleransi.

Ku buka pintu kelas perlahan. Banyak pasang mata yang kudapat setelah masuk ke kelas. Oh tidak, guru BK. Aku berjalan perlahan mendekati guru dan mengucapkan maaf kepadanya. Guru BK yang dikenal galak tegas itu menyuruhku menunggu di luar kelas sampai pelajaran BK selesai. Baru pertama kali ini aku mengutuk drama yang aku tonton tadi malam. Andai saja aku menontonnya sampai jam 9, mungkin 10. aku tidak akan terlambat dan mendapat hukuman. Aku berjalan keluar kelas dan duduk di bangku depan kelas seperti yang diperintahkan. Sebenarnya, aku juga tidak suka pelajaran BK, tapi aku selalu takut jika diraportku terganti menjadi huruf C yang besar. Ayah pasti langsung marah dan memotong uang sakuku.

Terdengar suara lembut sepatu yang teratuk yang perlahan semakin jelas. Itu dia, Brian. Mata kami saling bertemu. Aku tersenyum malu padanya. Dia hanya menatapku sekali kemudian mencoba meraih gagang pintu yang tadi ku tutup sebelum keluar kelas.
"Jangan!", teriakku.
Wajah itu tertuju padaku. Semakin jelas aku melihat kedua bola matanya yang coklat.
"Ada guru BK didalam. Kamu bisa dihukum seperti aku", kataku lagi. 
Sepertinya dia tidak mengindahkanku. Dia tetap masuk kedalam kelas. Beberapa saat kemudian, dia keluar dari kelas. Dia pasti dihukum sepertiku.

Aku menggeser tempat dudukku untuknya. Kami saling diam dengan pikiran masing - masing. Aku tidak tahu apa yang ia fikirkan tentangku, tapi aku merasa sangat bahagia. Entah keberuntungan apa yang kuterima hingga aku dapat duduk dengan pria yang kusukai sejak SMP ini.
"Untuk tadi itu...", suara memecahkan keheningan diantara kami. Aku mendengarkan.
"Tadi itu, terima kasih", lanjutnya.
"Iya", jawabku pelan.
"Elsa" "Brian", sahut kami bersamaan. Lalu tertawa bersama. Kami mulai akrab sejak saat itu. Masa hukuman yang ku kira akan terasa membosankan justru jadi potret yang menyenangkan. Akhirnya, aku bisa berbicara dengannya tanpa lewat mimpi.

***
"Ku kira kamu adalah gadis pendiam", suara Brian diujung telefon.
"Memangnya aku tidak pendiam ?", tanyaku sambil beralih dari kursi belajar ke ranjang.
"Menurutku, kamu adalah gadis yang manis". Astaga, apa katanya ?
"Elsa ?", panggilnya perlahan.
"Iya"
"Kamu adalah gadis paling manis yang pernah kutemui", ucapnya sekali lagi. Kali ini ia mengucapkannya sambil bernada seperti anak kecil.
"Sudahlah. Kamu membuatku malu"
"Kenapa malu ? Itu benar"
"Kamu pandai sekali bebohong, lebih baik kamu jadi artis saja", elakku.
"Apa itu yang kamu  mau ?". Apa itu artinya ? Apa dia akan melakukan apa yang kuminta ?
"Ah, aku hanya berbicara asal", jawabku agar tidak membuatku melayang karena ucapannya.

-The End ?-

Alzaimer ? Aku mengidap alzhaimer stadium 3 ? Bunda, aku sakit. Kepalaku sakit, bunda. Sakit sekali. Apa aku akan bertemu bunda ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Time to Show Off

RESENSI Time to Show Off By Laura Khalida Judul                     : Time to Show Off Penulis                   : Laura Khalida Penerbit                 : Gema Insani Tanggal Terbit          : 2007 Jumlah Halaman       : 182 halaman             Laura Khalida adalah penulis yang sudah tenar diberbagai majalah dan tabloid ternama, seperti Majalah Muslimah, Tabloid Parle, Koran Republika dan berbagai macam lainnya. Wanita lulusan Ilmu Sosial dari Fikom Universitas Sahid ini mengaku pernah gagal dan terpuruk dibalik nama besarnya sekarang. Namun ia bangkit dan  sukses hingga ...

Kecerdasan Linguistik

Bahasa merupakan salah satu bentuk perilaku yang paling cerdas yang dimiiliki manusia. Bahasa dapat memberi inspirasi, menghibur ataupun mengajar. Hanya dengan bahasa, manusia dapat saling mempengaruhi manusia lainnya. Kecerdasan linguistik mungkin merupakan kecerdasan yang paling universal. Meskipun demikian, kecerdasan linguistik sangat dihargai masyarakat. Seorang juru pemasaran akan mudah mendapatkan konsumen dengan gaya bahasa yang digunakan, ataupun seorang ahli agama harus menguasai struktur bahasa yang benar agar tidak terjadi kesalahpahaman dan penyelewengan terhadap kaidahnya. Melalui bahasalah maka banyak juru bicara yang maju ke muka umum untuk menyampaikan gagasan dan ide tuannya. Kecerdasan linguistik memang bersifat universal dimana setiap orang pada umumnya bisa berbahasa namun kecerdasan linguistik ini lebih rumit dari yang diperkirakan. Kecerdasan linguistik memiliki beberapa komponen seperti fonologi, sematik dan pragmatika. Pertama, fonologi adalah ke...

Surat Penyesalan untuk Para Pembaca

Hai, semua. Aku baru saja menemukan blog ini yang penuh dengan debu dan jaring laba-laba. Ya, blog ini sudah terlalu lama aku tinggalkan. Entah karena aku yang bosan, aku membaca beberapa postingan di blog ini. Aku menyadari ada beberapa tulisan dan perkataanku yang kurang dewasa. Saat itu aku berfikir jika blog ini tidak akan pernah dikunjungi siapapun, karena aku jarang memuat hal yang berbobot di blog ini. Sekitar 80% dari blog ini adalah cerpen yangmana berasal dari khayalanku yang kupunggut di jalan dan sisanya merupakan postingan yang aku paksa. Aku mau mengucapakan maaf sebesar-besarnya pada para pembaca. Aku sadari banyak dari postinganku yang mengambil gambar secara sembarangan dan aku akui juga pernah mengcopy tulisan orang lain. Aku sudah menghapus beberapa postingan yang mungkin mengganggu, jika ada yang terlewat, maka aku meminta maaf. Aku juga ingin berterima kasih kepada para komentator yang sudah menegurku. Untuk selanjutnya, aku akan berusaha untuk menciptaka...