cookieChoices = {}; Cerpen : Perpustakaan Sekolah Langsung ke konten utama

Cerpen : Perpustakaan Sekolah


Aku tak berharap akan mengenal perasaan ini jika bukan karenamu...

Matahari terbenam lama sekali. Dia merubah langit menjadi kemerahan lalu menghitam hingga terlihat bintang - bintang kecil menggantikannya. Seandainya aku sedang berada di ladang kakekku pasti aku bisa dengan puas melihat pemandangan petang hari yang hangat. Aku membayangkan ada suara kicauan ibu burung yang memanggil anaknya pulang, atau suara sapi yang digiring ke perternakan. Setelah matahari itu tak terlihat, nenek akan menghampiriku ke teras dan membawa roti bakar selai kacang kesukaanku.

Aku menghembuskan nafas sedalam yang aku bisa. Aku harus bisa puas dengan keadaanku sekarang. Aku yang sekarang adalah siswi pindahan dari desa yang setiap harinya menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Menjadi pengurus perpustakaan sejak setahun yang lalu bukanlah beban bagiku, tapi aku sering merasa kesepian di kota besar ini. Aku sangat senang ketika aku dijadikan pengurus perpustakaan sekolah karena aku memang mencintai buku. Tak ada hadiah yang lebih aku inginkan dari sebuah buku. Aku jadi teringat saat nenek selalu menceritakan dongeng - dongeng sebelum tidur kepadaku. Dia adalah pendongeng yang paling hebat bagiku.

Aku menyusun dan merapikan satu demi satu buku yang berserakan di meja-meja baca perpustakaan. Perpustakaan ini tampak tua tapi sangat bersih dan rapi. Diantara semua ruangan di sekolah ini, perpustakaan dan ruang gurulah yang memiliki pencahayaan paling terang. Karena terlalu terangnya, aku sering lupa jika sore telah berlalu dan terpaksa memanggil penjaga sekolah untuk membukakan pintu gerbang untukku. Perpustakaan ini sudah seperti kamar ketiga bagiku. Pertama di rumahku, kedua di rumah kakekku dan ketiga adalah perpustakaan ini. Saat aku ingin menyendiri, aku datang ke perpustakaan ini dan membaca buku sampai aku tertidur.

Aku berjalan ke arah jam diatas pintu masuk perpustakaan. Astaga, aku terlambat pulang lagi. Kulihat langit mengelabu diantara jendela. Aku berjalan cepat ke tas yang aku tinggalkan di meja baca sambil berharap ibu tidak marah ketika aku pulang terlambat lagi.

Ketika aku sampai di ruang baca, aku menemukan seseorang tengah tertutupi jaket coklatnya. Kurasa dia adalah seorang siswa.  Jujur saja, aku sangat takut melihat orang itu ada diperpustakaan pada jam segini. Aku berfikir untuk mengambil tasku dan meninggalkannya, tapi aku harus mengunci perpustakaan ini sebelum aku pergi. Aku ingin membangunkan dia, namun aku takut. Bagaimana jika bukan orang?! Astaga, aku menyesal pernah membaca cerita-cerita horor.

Mataku berputar ke seluruh ruangan, mencari benda yang bisa membantuku membangunkan orang itu. Ah, sapu! Aku mengambil sapu dan menghantamnya mengusapnya pada kepala pria itu. Satu, Dua, bahkan ketiga kalinya, pria itu tidak bangun dari tidurnya. Apa dia pingsan?! Aku berlari kearah pria itu tanpa rasa takut dan mengoyak tubuhnya dengan keras. "Hei kau!! Bangunlah!! Jangan menjadi zombie diperpustakaan ini!!", teriakku.

Aku melihat kepalanya bergerak perlahan. Sekarang takutku kembali dan semakin menjadi. Aku berlari ke arah pintu keluar dan berteriak lebih keras lagi, "Siapapun kamu, jika tidak ingin terkunci di perpustakaan ini, pergilah sekarang!". Aku memandang dari kejauhan. Pria itu mengangkat kepalanya dan berdiri dari tempat duduknya. Entah mengapa aku takut melihatnya, jadi aku menundukkan kepalaku sampai dia keluar dari ruangan ini.

"Jangan pernah membangunkan ketua OSIS yang tongkat yang keras. Paling tidak kau harus mencari yang lebih aman untukku.Kau mengerti pengurus perpustakaan?".

Ketua OSIS?!

Aku mendongakkan kepalaku dan mendapat pendangan lurus dari pria yang tingginya 160 cm itu. Dia memandangku bukan dengan tatapan kesal tapi dia malah tersenyum. Dia tersenyum?

Itulah sekilas kisah pertamaku bertemu dengan pria itu. Pria itu terlihat aneh dan manis saat aku melihatnya. Sejak saat itu, dia terus menggangguku. Dia membuatku pulang terlambat. Aku tak berharap ini pernah terjadi, tapi aku juga tak rela jika tak bertemu dengan pria itu. Ini perasaan yang sulit bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Let’s Making Sweet Chocolat

Hai… Devy disini membawa kabar gembira buat para pencinta Chocolate. Tadi pagi, Devy lagi asik baca manga and ketemu artikel aneh di komik itu. Eh, ada resep dari chocolate. Lucu ya komiknya ada resep hihihi… Enak ya rasa chocolate itu, tapi gimana sih caranya membuat chocolate itu? Nah, Devy bawa beberapa resep yang bisa bantu kamu. Kalau kamu sudah bisa membuatnya bisa untuk dimakan sendiri, atau kasih ke pacar atau orang yang lagi PDKT’in… Chie… Semoga pacarnya tambah lengket ya! Pacar mana sih yang nggak suka dibuatin chocolate dari tangan kekasihnya… Okey. Let’s begin Chocolate Mint Alternate Siapin : •    250 gr white cooking chocolate compound •    250 gr dark cooking chocolate compound •    4 tetes mint candy flavor Lakukan : •    Lelehkan white cooking chocolate compound dan 2 tetes mint candy flavor. •    Tuangkan dark cooking chocolate compound ke atas white cooking chocolate compound. Jangan       sampai diaduk ya. •    Ambil coklat dengan sendok

Boneka Japar...

Pagi, Siang, Sore and Malem sob... Hei, mbak Bro. Eh mbak and Brow maksudnya! Hehehe Waktu ini, Devy akan menjelaskan tentang boneka Japar. Ha, Boneka Japar? Sama enggak dengan boneka Made in Japan? Yah elllah! beda lah! Boneka Japar ini kepanjangan dari Boneka Jajanan Pasar. Ada yang kayak gitu? Diada-adain dong! Ini ni, hasil karya anak bangsa yang ngebanggain banget. Mereka mengenalkan berbagai makanan pasar lewat boneka buatan mereka. Nih gambarnya... Bikin ngiler ya bro! Meskipun mereka ini replika makanan, tetap nggak boleh dimakan. Yah, namanya juga boneka. Cuma bisa dielus-elus aja. Kalo mau makan , coba jalan ke pasar and temuin mereka. Nah, kalo yang itu boleh dimakan. Hehehe... Devy kenalin dulu personil boneka japar ini ya...  * Ini dia si Cakue, panjang-panjang!  *Ini si pelangi, Kue Lapis  *Pasti tau si Klepon ijo ini :)  *Imutnya si Onde-onde  *Anda tahu Clorot?  *si Kue Kukus yang manis  *Enaknya Lemper  *Kecil nan i