cookieChoices = {}; Novel Paris Langsung ke konten utama

Novel Paris




Comment allez vous?

Devy ingin berbagi cinta dengan para pembaca nih. Walaupun devy agak sedih siang tadi, tapi sekarang udah di full-charge sama Prisca Primasari. Siapa itu? Dia adalah penulis yang sedang devy gandrungi sekarang. Dulu, eh sampai sekarang devy masih suka dengan karya Ilata Tan, tapi nambah satu personil dengan Prisca Primasari. Gara-gara bukunya yang berjudul “Paris” , devy jadi pengen ketemu sama ratu Elizabeth *lho?*
Intinya, i'm so blessed to read her book in this day..

Cuplikan dari synopsis (dikit banget) dari novel Paris” itu :

Di Paris (iya iyalah) ada seorang mahasiswa bernama Aline Ofeli. Dia adalah gadis yang rendah hati *ngga PD-an*, suka menolong dan memiliki imajinasi yang hampir sama dengan devy (agak rumit nih) yang terpaksa hidup di Paris karena nasehat terakhir ayahnya. Suatu ketika dia menemukan pecahan-pecahan porselin disebuah taman. Karena penasaran, dia mencoba menyatukannya kembali dan bermaksud mengembalikannya kepada pemilik poselin itu. Namun, ia malah bertemu dengan seorang pria lulusan perfilman yang cerdas namun agak sulit dimengerti. Sejak saat itu, Aline harus menjalani harinya penuh dengan kejutan. Bayangkan aja jika kamu ditahan oleh kedua orang tua yang kejam atau menunggu di penjara pada tengah malam. Wahh… Apalagi kalau kamu seorang wanita biasa dengan imajinasi yang berlebih. Itulah alas an devy membaca buku ini, soalnya hampir mirip SIFAT (baca: bukan situasi) asli devy.


So, guys! This book is very very recommended for you …

Love and taste it!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Remaja : Miftah ku

Hari ini Devy ingin berbagi dengan para reader disana. Yah, sedikit cerita nyata dari memori tapi diubah dari sudut pandang Devy. Selamat membaca...   My Story Hari ini seseorang yang terpenting bagiku akan pulang. Telah lama aku menantikannya dalam mimpiku. Seseorang yang bahkan apabila kusebut maka akan jatuh airmata rindu kepadanya. Jam demi jam terus berdetak. Aku terus menanti mereka dari dalam rumah. Rasa kantuk dan lelah melanda penantianku, tapi aku tidak akan berpindah. Tak kusadari, aku tertidur dalam keadaan menunggu. Tengah malam telah lewat. Kudengar suara hentakan sepatu mematuk aspal lapuk didepan rumah. Aku yakin, itu adalah dia. Ku buka pintu yang sejak tadi kutunggu untuk diketuk. Alkhamdulillah, dia datang. Bukan hanya dia, tapi seorang pria gagah ada disampingnya, pelindung orang yang kucintai. Ya, orang yang kucintai itu adalah kakakku sendiri. Kata orang kami sama, tapi bagiku dia memiliki nilai lebih dariku, "Tulus" itu...