cookieChoices = {}; Cerita Bersambung : La Cannes (Paris 2) Langsung ke konten utama

Cerita Bersambung : La Cannes (Paris 2)






Aku sampai dikota yang sangat kukenal, bahkan seantero jagadpun hafal namanya. Entah atas alasan apa yang membuat pria ini memaksaku naik ke mobilnya hingga sampai di kota Cannes ini. Tapi aku semakin berfikir pria ini pasti sudah tidak waras. Peran atau apalah itu? Semoga aku cepat terbangun dari mimpi buruk ini.

Oh, aku ingat sekarang ancamannya akan merobek Molliere-ku. Dasar psikopat! dia telah berhasil membuat aku mengikuti perintahnya. God, dari sekian juta pria yang hidup dimuka bumi ini, kenapa memilih orang ini yang menemukan bukuku? Tidakkah Leonardo de Caprio atau Johnny Depp tidak pantas untukku? Ahh.. aku memang pemilih sekali. Semoga Tuhan tidak menghukumku. Kumohon Tuhan, lepaskan aku dari pria ini..

Tak lama terlihat pasir putih Cannes yang penuh dengan La Croisette berjejer rapi mengelilinginya. Pantai Cannes yang diselubungi oleh hotel-hotel mahal dan banyak opera memang banyak menarik hati seluruh warga bumi. Sejenak aku menikmati pantai Cannes dengan laut birunya nan indah terpantul cahaya gedung-gedung megah disekitarnya. Kota yang akan selalu memukau bagiku. Aku yakin poster kota Cannes masih terpajang manis didinding kamarku. Bandung tak akan bisa seindah Cannes. Andai saja ayah ada disini sekarang..

Pria itu mengerem mobil mendadak.

Mon dieu! Ada apa?”, tanyaku. Mungkin lebih tepatnya berteriak.
Pardon, beau mademoiselle. Kita sudah sampai”, jawab pria ini sambil mengeluarkan senyumannya. Mungkin jika dia bukan psikopat yang aku tahu, senyumannya itu cukup membuat hati para wanita tergoda. Astaga! Aku berfikir aneh lagi..

Madame? Kenapa kau suka sekali melamun!”, kata pria itu.
“Apa katamu? Madame? Kau kira aku setua itu?”, sahutku.
“Lantas aku aku memanggil Madame siapa? Aku saja tidak tahu nama Madame?”. Pria itu memberikan satu tangannya kearahku sedangkan tangan yang lain masih menggenggam stir mobil tua ini. “Aku ini memang pelupa berat”, katanya sambil mengejek manja.
“Sebastien! Aku harap Madame mau menyambut tanganku kali ini”
“Dan, aku pastikan akan mengingat nama madame”, sahutnya lagi.
“Tara. T-A-R-A. Tara Duppont”, jawabku mengeja.
Pria itu tersenyum lebar dan mengayunkan tanganku keras. Untuk kedua kalinya.

Mada.. Ah, Tara. Kita sudah sampai di Cannes. Tapi maafkan aku jika bukan disini tujuan kita”. Sebastien mengangkat tangannya dan salah satu jarinya mengarah ke sebuah toko fashion besar di Cannes. “Coco Channel?”
Pria bermata coklat ini tertawa terbahak-bahak.
“Haha.. kau fikir kita akan masuk ke Butik termahal di Perancis?”, katanya mengejek.
“Apa maksudmu sebenarnya? Ah, Tuhan. Kenapa kau ini?”, balasku kesal.
Pardon, mademoiselle. Pardon. Yang aku maksud bukan butik para artis itu, tapi bangunan kecil disampingnya. Anda mengerti?”. Aku diam saja. Aku tidak mau peduli dengan apa yang ia bicarakan. Aku hanya ingin ini semua selesai dan pulang bersama Molliere-ku.

 ***
 
Kami sampai di bangunan tua itu. Tercium aroma arak diseujung ruang bangunan ini. Pintu dengan tulisan Secret La Croisette yang sudah hilang separuh menunjukan betapa tua bangunan ini. Seorang pria tua yang wajah tirus berjalan mengahampiri kami. Monsieur dengan baju jumpsuit lusuh dan wajah yang tak terurus. Aku tidak yakin pasti tapi aku rasa Monsieur ini tersenyum dengan Sebastien.

“Sebastien! Lama tak kemari”, sapa Monsieur itu dengan gaya khas orang tua.
Oui. Aku membawa gadisku kemari. Apa kamar itu kosong untuk kami?”, jawabnya ringan.
“Tentu saja. Kamar itu selalu terbuka untukmu”, jawab Monsieur ini.
Tres bien!”, teriak Sebastien.
Tunggu, apa dia bilang kamar? Kami? Aku dan pria ini? Astaga.. dia .. ohh.. my godness!!
“Apa..?”, kataku belum selesai tapi tangan Sebastien sudah membungkamku. Dia menatap lurus mataku dan berkata pelan, “Di Cannes, Hidup adalah sebuah festival”

***

Rencana episode kedepan...

Tara berlari menuju pintu kamar. Tanpa sengaja dia melihat sosok wanita tua tengah duduk menghadap lautan. Wanita ini? Apa hubungan wanita ini dengan Tara dan Sebastien?

Keep Reading ya Guys...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Let’s Making Sweet Chocolat

Hai… Devy disini membawa kabar gembira buat para pencinta Chocolate. Tadi pagi, Devy lagi asik baca manga and ketemu artikel aneh di komik itu. Eh, ada resep dari chocolate. Lucu ya komiknya ada resep hihihi… Enak ya rasa chocolate itu, tapi gimana sih caranya membuat chocolate itu? Nah, Devy bawa beberapa resep yang bisa bantu kamu. Kalau kamu sudah bisa membuatnya bisa untuk dimakan sendiri, atau kasih ke pacar atau orang yang lagi PDKT’in… Chie… Semoga pacarnya tambah lengket ya! Pacar mana sih yang nggak suka dibuatin chocolate dari tangan kekasihnya… Okey. Let’s begin Chocolate Mint Alternate Siapin : •    250 gr white cooking chocolate compound •    250 gr dark cooking chocolate compound •    4 tetes mint candy flavor Lakukan : •    Lelehkan white cooking chocolate compound dan 2 tetes mint candy flavor. •    Tuangkan dark cooking chocolate compound ke atas white cooking chocolate compound. Jangan       sampai diaduk ya. •    Ambil coklat dengan sendok

Cerpen : Perpustakaan Sekolah

Aku tak berharap akan mengenal perasaan ini jika bukan karenamu... Matahari terbenam lama sekali. Dia merubah langit menjadi kemerahan lalu menghitam hingga terlihat bintang - bintang kecil menggantikannya. Seandainya aku sedang berada di ladang kakekku pasti aku bisa dengan puas melihat pemandangan petang hari yang hangat. Aku membayangkan ada suara kicauan ibu burung yang memanggil anaknya pulang, atau suara sapi yang digiring ke perternakan. Setelah matahari itu tak terlihat, nenek akan menghampiriku ke teras dan membawa roti bakar selai kacang kesukaanku. Aku menghembuskan nafas sedalam yang aku bisa. Aku harus bisa puas dengan keadaanku sekarang. Aku yang sekarang adalah siswi pindahan dari desa yang setiap harinya menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Menjadi pengurus perpustakaan sejak setahun yang lalu bukanlah beban bagiku, tapi aku sering merasa kesepian di kota besar ini. Aku sangat senang ketika aku dijadikan pengurus perpustakaan sekolah karena aku meman

Boneka Japar...

Pagi, Siang, Sore and Malem sob... Hei, mbak Bro. Eh mbak and Brow maksudnya! Hehehe Waktu ini, Devy akan menjelaskan tentang boneka Japar. Ha, Boneka Japar? Sama enggak dengan boneka Made in Japan? Yah elllah! beda lah! Boneka Japar ini kepanjangan dari Boneka Jajanan Pasar. Ada yang kayak gitu? Diada-adain dong! Ini ni, hasil karya anak bangsa yang ngebanggain banget. Mereka mengenalkan berbagai makanan pasar lewat boneka buatan mereka. Nih gambarnya... Bikin ngiler ya bro! Meskipun mereka ini replika makanan, tetap nggak boleh dimakan. Yah, namanya juga boneka. Cuma bisa dielus-elus aja. Kalo mau makan , coba jalan ke pasar and temuin mereka. Nah, kalo yang itu boleh dimakan. Hehehe... Devy kenalin dulu personil boneka japar ini ya...  * Ini dia si Cakue, panjang-panjang!  *Ini si pelangi, Kue Lapis  *Pasti tau si Klepon ijo ini :)  *Imutnya si Onde-onde  *Anda tahu Clorot?  *si Kue Kukus yang manis  *Enaknya Lemper  *Kecil nan i